Kami adalah media penyedia informasi tentang makanan yang ramah bagi kantong pelajar di Indonesia. Stoodies akan meliput di berbagai kota di Yogyakarta dibagi ke dalam chapter.

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Wedang Ronde, siapa yang tidak mengenal salah satu minuman tradisional ini, terutama di telingan masyarakat di Pulau Jawa. Entitasnya yang mudah di temukan dari mulai restoran sampai kaki lima pinggir jalanan, mulai dari harga Rp20.000-an sampai ke Rp5.000-an. Setiap tempat pasti memiliki ciri tersendiri dalam memilih topping wedang ronde. Akan tetapi, yang pasti isian dalam wedang ronde adalah adonan tepung ketan berisi kacang tumbuk yang manis dan disiram air gula jahe. Selain rasa manis yang menghangatkan dan adonan tepung ketan yang mengenyangkan, tentu minuman ini sangat menyehatkan apalagi di musim hujan dan pandemi seperti saat sekarang ini.

Nah, sebelum penulis menjelaskan dan me-review wedang ronde pilihan Stoodies, penulis akan menjelaskan sejarah dari wedang ronde terlebih dahulu, nih sobat stoodies. Menurut beberapa sumber yang telah ditelusuri, wedang ronde sendiri pertama kali populer di daerah Jawa Tengah tepatnya di kota Solo dan Salatiga. Wedang ronde merupakan minuman tradisional Jawa. Sebutan “wedang” berasal dari bahasa Jawa yang berarti minuman dan “ronde” yang berarti adonan bulat yang biasa terbuat dari tepung ketan. Wah, asik banget kan menikmati minuman yang memiliki sejarah  panjang?

Sobat stoodies pasti tahu bahwa para penjual di kawasan Malioboro telah direlokasikan dalam satu tempat yaitu Teras Malioboro 1 dan 2.  Kebetulan tadi malam, saya mengunjungi salah satu dari tempat tersebut tepatnya di Teras Malioboro 1. Sesampainya di sana, saya langsung menuju pada area makanan yang jika teman-teman pergi kesana area tersebut berada di sebelah kanan teras. Teman-teman tidak perlu khawatir karena di depan pintu akan ada papan penunjuk jalan.

Sesampainya saya di food area, mata saya langsung tertuju pada salah satu stand Wedang Ronde di sana. Karena kebetulan malam itu cuaca agak dingin, akhirnya penulis tertarik untuk mencobanya. Diketahui pemilik stand tersebut bernama Bapak Wahyudi, seorang pria paruh baya yang sedikit pendiam. Beliau telah berjualan wedang ronde kurang lebih 5 tahun. “Saya telah berjualan wedang ronde ini sudah kurang lebih 5 tahun mas,” ucap pak Wahyudi. Harganya pun cukup murah dan tak jauh berbeda dengan harga wedang ronde di sekitar Jalan Malioboro, yaitu untuk satu mangkok  wedang ronde di banderol Rp 10.000. Dalam satu mangkok isinya cukup beraneka ragam. Hal yang sudah pasti adalah adonan tepung ketan yang kenyal saat dikunyah dan begitu tergigit rasa kacang tumbuk yang manis menyebar serta hangatnya air gula jahe. Selain itu, Pak Wahyudi menambahkan topping lain seperti kacang sangrai, roti tawar yang telah dipotong-potong dan juga kolang-kaling. Nah, gimana sobat stoodies mendengar isi dari wedang ronde Pak Wahyudi yang meriah ini? Pasti asik banget buat dinikmati ketika dingin melanda di malam hari. Selain wedang ronde, di stand Pak Wahyudi juga menyajikan menu angsle yaitu menu khas Jawa Timur yang juga memiliki banyak isian.

Suasana dan desain dari Teras Malioboro yang estetik, kian menambah nikmatnya wedang ronde Pakak Wahyudi. Beliau mengakui bahwasanya dengan adanya relokasi ini membuat dagangannya tambah laris. Hal ini dikarenakan Teras Malioboro sendiri sekarang telah menjadi salah satu destinasi wisata di Jogja, baik untuk berburu makanan maupun kebutuhan sandang.

Nah, wedang ronde ini bisa jadi referensi minuman ketika sobat stoodies datang ke Teras Malioboro, ya. Bagi kalian yang lagi ingin minuman hangat dan tradisional, tidak perlu ragu langsung saja cobain wedang ronde Pak Wahyudi. Mungkin itu saja review Stoodies tentang wedang ronde Pak Wahyudi, sampai jumpa di review selanjutnya.


Husni Aby Muzaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]