Pagi-pagi paling cocok makan yang manis-manis biar energi sobat stoodies tetap full dalam menjalani hari. Sobat stoodies, sebagai anak muda udah mainstream banget kalo pagi-pagi makan makanan manis kaya roti, saatnya lebih explore makanan daerah, bisa dimulai dari makan jenang. Jenang merupakan makanan asli masyarakat Jawa dengan berbagai ciri khas di setiap daerahnya. Salah satu penjual jenang yang terkenal di Kota Yogyakarta adalah Jenang Bu Gesti. Jenang Bu Gesti terletak di dalam Pasar Lempuyangan, lebih tepatnya di Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenang Bu Gesti ini sudah ada sejak tahun 1950-an. Karena Jenang Bu Gesti sangat legendaris, para tokoh nasional mulai dari Sultan Hamengku Buwono sampai presiden nasional yaitu Pak Soeharto dan Bu Megawati pernah mencicipi jenang ini.
Saat saya tanya penjualnya yang merupakan keturunan dari Bu Gesti, beliau berjualan mulai dari pagi sampai habis. Kalau kalian bingung tempat jualannya di Pasar Lempuyangan bagian mana, tanya saja ke tukang parkir di mana tempat Jenang Bu Gesti. Nanti, sobat stoodies akan ditunjukkan jalannya. Saat saya datang di tempat ini, antriannya lumayan panjang yang didominasi oleh ibu-ibu. Terdapat tempat duduk agar sobat stoodies tidak capek mengantri dan untuk makan di tempat. Saat kalian memesan jenangnya akan dilayani dengan ramah dan tidak terburu-buru, kalian juga bisa tanya-tanya tentang jenang jadi bisa pesan sesuai kesukaan kalian.
Foto di atas merupakan salah satu menu jenang yang ada di Jenang Bu Gesti, namanya jenang campur. Jenang campur ini cocok buat sobat stoodies yang bingung mau pesan jenang apa. Jenang campur ini terdiri dari sumsum, candil, dan mutiara seharga Rp5.000,00 saja. Selain jenang campur, juga ada jenang candil, jenang sumsum putih, jenang sumsum manis, dan jenang monte. Rasa jenangnya sangat manis sesuai dengan ciri khas Yogyakarta yang terkenal dengan makanan yang serba manis. Rasa manis jenangnya lebih kuat daripada jenang yang biasa saya beli di kota asal saya. Tetapi, rasa sumsumnya saat saya makan lumayan sangit, mungkin karena masaknya terlalu lama atau efek dari memasak menggunakan kayu bakar. Seperti yang kalian lihat di foto, penyajiannya menggunakan daun pisang dan piring anyaman bambu. Setelah makan, kalian bisa langsung membuang daun pisangnya di tempat sampah dan mengembalikan piringnya.
Karena tempatnya yang berada di dalam pasar dan berdempetan dengan pedagang lainnya, sampah yang rata-rata bungkus jajan lumayan bertebaran di sekitar tempat jualan Jenang Bu Gesti, tetapi dilihat dari sampahnya sepertinya bukan dari tempat Jualan Bu Gesti karena kebanyakan sampah bungkus makanan ringan. Meskipun begitu, jangan khawatir dengan kebersihan, lapak jualannya, meja, tempat duduk, alat-alat untuk mengambil jenang, dan wadahnya sangat bersih.
Kalau kalian berencana membungkus jenang, bisa pesan dengan varian wadah plastik dengan porsi jenang seharga Rp8.000,00 – Rp10.000,00. Pelayanannya juga cepat sehingga cocok buat kalian yang punya acara mendadak. Selain menjual jenang, tempat ini juga menjual berbagai jajanan titipan dari UMKM-UMKM di Yogyakarta. Langsung sikat aja sobat stoodies! Selain ramah di kantong, harga Rp5.000,00 bisa melengkapi keperluan energi pagi-pagi. Kalian juga bisa ikut andil sebagai anak muda yang melestarikan makanan tradisional di tengah-tengah maraknya makanan viral kesukaan anak muda.
Tawakal Muhamad R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar